Infomasi Penting : SITUS REKOMENDASI DARI KAMI SAAT INI ADALAH JPOKER99.COM dan JBANDAR.COM, MIN DEPO RENDAH WINRATE MANTAP, SILAKAN DI GAS BOSKU

Senin, 03 Februari 2020

# Legenda Cinta Terlarang Di Bukti Ngonang

Legenda Cinta Terlarang Di Bukti Ngonang

Masterceme, Legenda - Kisah Cinta Terlarang Yang Menjadi Suatu bagian dari legenda  .Cerita Legenda terbaru hari ini,menceritakan asal-usul terciptanya Bukit Ngonang,

Hatta, akibat serangan besar-besaran yang dilancarkan oleh kerajaan dari Pulau Jawa, akhirnya, kerajaan yang berdiri dengan megah di Palembang pun hancur porak poranda. Dan sebelum jatuh ke tangan musuh, dengan arif, sang Raja meminta ketiga anak-anaknya untuk menyingkir dari istana dengan membawa bekal secukupnya. kumpulan kisah legenda selalu update

Legenda Cinta Terlarang Di Bukti Ngonang

Dengan perasaan tak menentu, Pangeran Ngondang, Pangeran’ Ngonang dan si bungsu yang jelita Ngunti Komala Sari mendengarkan petuah terakhir sang ayahanda yang mengatakan; “Ingat, jangan sekali-kali berhenti sebelum kapal yang kalian kemudikan berhenti dengan sendirinya. Jika sudah berhenti, maka, di situlah kehidupan baru kalian dimulai!”

Setelah menghaturkan sembah bakti untuk yang terakhir kalinya, maka, perjalanan panjang ketiganya pun dimulai. Entah berapa lama ketiganya melayari sungai, hingga akhirnya, kapal pun berhenti kibat tersangkut batu cadas di sebuah Jaerah di Sungai Rawas yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan Sukomoro.

Ketiganya langsung turun dan memulai kehidupan baru. Si sulung, Pangeran Ngondang lebih memilih untuk bertapabrata diatas batu di tepi sungai, Pangeran Ngonang lebih suka berburu rusa di hutan, sedang Ngunti, si bungsu nan jelita dan memiliki rambut yang indah, panjang dan hitam sampal ke tumitnya, sehari-hari selalu menenun kain songket.cerita misteri terbaru

 Daftar Sekarang

Hari demi hari dilalui oleh ketiga bersaudara itu dengan damai. Hingga suatu peristiwa terjadi pada Pangeran Ngonang ketika ia sedang berburu di tengah hutan di tepi Sungai Batanghari, jambi. Betapa tidak, dari kejauhan ia melihat dara nan jelita sedang asyik mandi.

Sekali ini, Pangeran Ngonang pun jatuh cinta pada pandangan pertama. Ketika birahi asmara mulal merasuki jiwanya, mendadak, ia sadar bahwa dirinya sedang dalam pengasingan. Namun, cinta mengalahkan segalanya. Pangeran Ngonang berjanji pada dirinya tetap akan berusaha meminang sang putri yang kini sedang asyik mandi di sana....

“Bagaimana pun caranya, Si jelita itu harus menjadi isteriku,” demikian gumamnya.
Seiring dengan hilangnya sang putri yang kembali ke istana bersama dengan para inang pengasuhnya, Pangeran Ngonang pun tersenyum sendirian. Ya .. - jalan yang terbaik adalah meminta pertolongan pada Tuhan Seru Sekalian Alam.

Ketika genap 40 hari, diiringi dengan suara angin puting beliung dan guntur yang sambung menyabung serta Iebatnya hujan yang seolah hendak merendam bumi
tampak di depannya seorang kakek yang memberinya selembar kain songket berwarna hitam sambil berkata; “jemur kain keramat ini selama tujuh hari tujuh malam, dan jangan sekali-kali diangkat walau apapun yang terjadi.

“Sudah itu, berikan kain keramat ini sebagal mahar perkawinanmu. Di saat sang putri menyentuh kain ini, maka,ia akan mabuk kepayang. Oleh karena itu, engkau sendiri yang harus memberikan kain songket keramat ini kepada calon istrimu,” imbuh sang kakek yang lama kelamaan hilang dari pandangan.

Dengan perasaan gembira yang tak terkira, Pangeran Ngonang pulang dan menjemur kain songket keramat itu di depan pondoknya. Setelah itu, tanpa meninggalkan pesan barang sepatah pun kepada kakak dan adiknya, Ia pun kembali ke hutan untuk berburu.

MasterCeme Merupakan Agen Judi Poker Domino QQ CEME Capsa Susun Samgong Super10 Omaha Poker Online Indonesia Terbaik  dan Terpercaya

Tampaknya, takdir berkehendak lain, pada hari keenam, hujan turun dengan Iebatnya. Dan tanpa berpikir panjang, Ngunti Komala Sari pun mengangkat kain songket keramat itu. Dan apa yang terjadi? Sejak itu, tanpa sadar, Ngunti Komala Sari jatuh cinta pada Pangeran Ngonang, begitu juga sebaliknya, ia melihat sang adik adalah putri raja jambi yang selama ini ada dalam hatinya itu.

Perbuatan itu, akhirnya, berhasil diketahui oleh si sulung, Pangeran Ngondang. Hatinya amat geram. Ia benar-benar merasa terpukul. Dan untuk memisahkan, tak ada cara kecuali harus membunuh salah satu di antara keduanya. Dan rencana pembunuhan pun disusun.

 Di suatu siang, Pangeran Ngondang mengajak adiknya Pangeran Ngonang untuk menjala ikan di Sungal Rawas ketika sang adik sedang asyik menebarkan jalanya, tiba-tiba, sang kakakmenusuk bahu adiknya dengan sebilah keris yang telah clipersiapkan  sebelumnya. Ajaib, alih-alih luka, keris tersebut malahan patah menjadi dua.

Mengetahui sangkakak hendak membunuhnya, sang adik pun bertanya dengan nada heran; ‘Mengapa kakak hendak membunuhku? Dan apa salahku?”

“Engkau telah jatuh cinta kepada adik kandungmu sendiri, karena itulah aku ingin membunuhmu,” sahut sang kakak dengan suara gemetar karena menahan amarah dan malu yang teramat sangat. jawaban sang kakak bak Guntur yang menyambar di siang bolong.

Sontak, Pangeran Ngonang pun terdiam ... perlahanlahan kesadarannya pun mulai merasuk benak dan hatinya.Ini semua adalah kesalahannya karena tidak memberitahu kepada kakak dan adiknya bahwa dirinya mendapatkan kain Songket keramat dan sang kakek sebagai mahar perkawinannya sekaligus sebagai pekasih agar putri raja iambi yang belum dikenalnya mau menerima pinangannya begitu tangannya menyentuh kain tersebut.

Nasi sudah menjadi bubur. Sang adik, Ngunti Komala Sari telah terkena pengaruh dan gaib yang ada pada kain Songket hitam pemberian si kakek misterius itu. Oleh sebab itu, dengan terbata-bata, Pangeran Ngonang pun berkata kepada kakanya; KaIau kakak tetap ingin membunuhku, maka, tusuk siku tangan kiriku dengan kerisku sendiri” 


Agar terhindar dari aib yang Iebih besar dan memalukan, akhirnya, dengan tekad yang bulat, Pangeran Ngondang pun membunuh adiknya dengan cara seperti yang diberitahukan Pangeran Ngonang.
Tetapi apa lacur, ketika pembunuhan itu terjadi, tanpa diduga, Si bungsu, Ngunti Komala Sari lewat karena hendak mencuci beras di sungai. Mengetahui kekasihnya terbunuh, maka, ia pun langsung melompat untuk menolongnya.

Tetapi apa daya, bebatuan yang licin membuat Ia terjatuh dan kepalanya terbentur oleh batu-batu besar yang banyak berserak di sungal itu —- akibat kehabisan darah, Ngunti Komala Sari pun meninggal.
“Jangan tinggalkan aku bawalah aku bersamamu”, hanya kata-kata itu yang diucapkan oleh Ngunti Komala Sari sebelum Ia meninggalkan dunia nan fana ini. Pengaruh gaib kain songket hitam itu, ternyata, begitu kuat merasuk dalam jiwanya. Sehingga, sampai ajal menjemput, Ia tak pernah sadar bahwa pemuda yang dicintainya itu tak lain adalah kakak kandungnya sendiri..

Tutur yang sampai sekarang masih berkembang di tengah-tengah masyarakat

membuat penduduk Dusun Sukomoro menamakan bukti tempat peristiwa tersebut berlangsung dengan nama Bukit Ngonang. Bahkan, makam kedua kakak beradik yang meninggal akibat cinta terlarang itu, sampai sekarang masih ada di atas bukit tersebut. Tak hanya itu, keris yang digunakan untuk membunuh Pangeran Ngonang pun masih tersimpan dengan rapih di rumah salah seorang warga yang mendapatkannya lewat mimpi. Sampai tulisan ini diturunkan, pada malam-malam tertentu, banyak orang datang untuk mendapatkan kain songket hitam nan keramat itu.

 Daftar Sekarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Follow Us @soratemplates