Indonesia, Kisah Nyata - Belum lama ini, kabar dirilisnya film Lampor Keranda Terbang yang di sutradarai oleh Guntur Suharyanto telah banyak ratingnya. Namun, setelah selesai syuting film itu, dikabarkan banyak hal misterius yang terjadi. Setelah syuting film selesai, para kru dan aktor film tersebut kembali ke Jakarta. Selisih beberapa hari, dusun itu dikejutkan dengan berbagai rumor. Ada yang melihat kuntilanak, pocong, sampai genderuwo. Setiap orang yang melihat, selalu diberi penampakan yang berbeda-beda.
Pada hari ke-2 setelah perpulangan kru dan pemain, terjadi lelayu di dusun itu. Seorang kakek meninggal di usia yang cukup tua. Para warga pun menganggap hal biasa. Mereka segera memandikan, lalu menyalatkan, lalu mengubur jenazah kakek itu. Selang dua hari meninggalnya kakek, di RT yang berbeda, dikabarkan seorang bapak dua anak meninggal. Lagi-lagi, para warga berduyun-duyun untuk mengurus jenazah. Akibatnya, para warga terbagi dua dalam kegiatan tahlilan sehabis isya. Selang sehari, sepeninggal kakek itu, di ujung dusun, dikabarkan ada ibu hamil yang meninggal bersama sang jabang bayi. Padahal hanya menunggu beberapa minggu lagi untuk lahir.
Betapa sedihnya sang suami menerima cobaan ini. Seperti biasa, warga desa berduyun-duyun kembali untuk mengurus jenazah ibu hamil itu. Peristiwa ini, tidak hanya sekali dua kali. Beberapa orang menganggap bahwa kematian ini hanya kematian biasa. Namun, sebagian pemuda menganggap ini adalah hal serius yang harus dipecahkan. Anehnya, dalam seminggu ada delapan orang meninggal dunia. Tak hanya itu, para pemuda juga sering mendengar suara anak kecil yang berlarian di sekitar rumah tempat syuting. Namun, sang pemilik rumah hanya biasa saja tak menunjukkan respons kaget. Padahal seluruh warga keluhkan peristiwa ini. Pencarian terus dilakukan, mulai dari bertanya kepada orang pintar atau kiai atau yang ahli psikiater. Jawaban mereka berbeda-beda menanggapi peristiwa ini. Dugaan demi dugaan pun muncul seiring teror yang semakin menjadi.
Tiap malam para warga berjaga secara bergiliran set jadwal. Namun, tidak ada hal aneh atau peristiwa yang menunjukkan keberadaan makhluk halus. Sampai di suatu malam, seorang pemuda menemukan sosok misterius yang berpakaian serba hitam. Ia memantau terus gerak-geriknya. Ia pun kebetulan membawa smartphone lalu, difolah orang itu. Ia mengirimkan hasil pemotretan ke grup ronda dusun. Ternyata semua misteri yang selama ini meneror warga telah terjawab. Para warna segera memburu pelaku teror. Ternyata pelakunya adalah seorang pemuda dusun sebelah yang sedang melangsungkan percobaan ilmu kanuragan. Sungguh, membuat warga resah saja. Pelakunya sudah meminta maaf kepada para warga. Namun, untuk terkait kematian beberapa warga ia tidak melakukannya.
Lalu, pencarian terus dilakukan. Ronda rutin dilakukan setiap malam. Para warga pun juga melakukan doa bersama dengan mujahadah bersama. Rasa penasaran semakin mengusik pemikiran warga. Mujahadah dilakukan setiap hari di mushola dusun dengan dipimpin oleh seorang ustadz dusun. Pada akhirnya, seorang pemuda bertanya pada kiai, dikatakan bahwa penunggu rumah kosong yang tadinya bekas lokasi syuting berontak. Mereka tidak rela jika rumah mereka di usik oleh manusia. Akhirnya, warga kampung mengundang ustadz untuk memimpin doa. Penunggu pun mulai meredakan gejolak penyerangan. Ia telah berbincang dengan ustadz yang ahli bidang ini.
Demikianlah kisah warga dusun yang penuh misteri. Kisah ini, terjadi persis setelah selesai syuting film tersebut. Mulai dari teror seseorang sampai teror dari makhluk tak kasat mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.