Infomasi Penting : SITUS REKOMENDASI DARI KAMI SAAT INI ADALAH JPOKER99.COM dan JBANDAR.COM, MIN DEPO RENDAH WINRATE MANTAP, SILAKAN DI GAS BOSKU

Minggu, 26 Januari 2020

# Kisah Nyata Seorang Wanita Yang Guna-guna Selingkuhan Suaminya

Kisah Nyata Seorang Wanita Yang Guna-guna Selingkuhan Suaminya

Masterceme, Misteri - Cerita terbaru hari ini adalah kisah seorang wanita anggap saja namanya Lindawati yang disantet oleh seseorang yang diduga selingkuhan dari suaminya.seperti apa kisahnya langsung kita simak.cerita mistis nyata terbaru.

Kisah Nyata Seorang Wanita Yang Guna-guna Selingkuhan Suaminya

Namaku Lindawati. Sebagian temanku ada yang memanggilku dengan sebutan Linda, tapi ada juga yang memanggilku dengan sebutan Wati. Dalam keluarga, aku kerap dipanggil dengan sapaan Wati, itu mungkin karena aku terlahir dari keluarga Jawa. Aku adalah ibu rumah tangga dengan 3 orang putra putri. Putraku terbesar sudah duduk dibangku SMA. Tahun 2017 ini ia lulus dan rencananya melanjutkan kuliah di Jakarta. Anak kedua kami masih duduk di bangku SMP dan yang paling kecil masih di taman kanak-kanak.

Aku adalah seorang pegawai negeri sipil di pemerintah propinsi Riau, sementara suamiku adalah seorang pengusaha kayu. Tapi mungkin Iebih pantas jika suamiku disebut sebagai pengusaha apa saja. Sebab bisnisnya tidak hanya melulu kayu, kadang ia juga menangi pekerjaah proyek apa saja yang kadang aku juga tidak mengerti. Aku memang tidak terlalu memahami kegiatannya sehari-hari sebab ia terlalu banyak waktu di luar rumah ketimbang di rumah. Itu terutama sejak kami memiliki anak ketiga.

Yah, aku mungkin harus memulai kisahku sejak aku punya anak ketiga. Anak bungsu perempuan yang amat aku cintai. Anak pertama dari kedua kami adalah lelaki. Aku suka dengan anak perempuan karena aku bisa mendandaninya. Aku juga lebih bisa bercengkrama dengannya ketimbang dengan anak laki-laki yang sehari-hari sibuk dengan dirinya sendiri dan dunianya saja.

 Daftar Sekarang

Aku merasa suamiku, sebut saja Burhan, mulai berubah sikap sejak aku punya anak ketiga ini. Aku tidak tahu mengapa Bang Burhan bisa berubah secara drastis. Tapi aku menganggap itu adalah sebuah hal yang biasa. Aku berpikir mungkin Bang Burhan harus bekerja lebih keras hingga ia jarang pulang. Dalam seminggu, hampir setiap hari Bang Burhan mengaku harus pergi ke luar kota membicarakan proyek dengan rekan-rekan bisnisnya. Dan aku percaya saja dengan alasannya itu, sebab tak ada lagi yang bisa aku lakukan selain mengiyakannya.

Sekali dua kali aku tidak merasakan apapun dalam diri Bang Burhan. Aku sangat mempercayai suamiku karena aku tahu ia mencintaiku dan aku juga sangat mencintainya. Tapi beberapa bulan kemudian, aku merasa ada yang aneh dalam dirinya. Aku melihat ada kebencian dari tatap mata suamiku itu.Aku tidak berani bertanya karena ku tahu dia akan marah kalau aku mempertanyakan hal itu. Aku hanya bisa menahan rasa dalam hati.

Tak hanya tatap matanya saja yang berubah, prilaku Bang Burhan juga berubah sejak 3 bulan lalu. Ia sudah tidak lagi menggauliku sebagai istrinya. Ia sepertinya enggan menyentuhku, bahkan untuk duduk bersama saja Ia seperti berusaha untuk menghindar. Jika ia pulang ke rumah, ia sibuk dengan pekerjaan di ruang kerjanya. Atau jika pun kami berkupul bersama, ia sibuk dengan televisi dan anak-anak. Aku yakin ada yang berubah dalam diri suamiku itu.

Malam itu, aku berusaha memberanikan diri menghampiri suamiku yang tengah sibuk menonton televise sendiri. Anak-anak semua sudah terlelap tidur. Perlahan aku duduk di sampingnya dan berusaha menggengam tangannya. Tapi apa yang terjadi, ia menghindar dan pura-pura ke depan membuat kopi. Aku hanya diam dengan menahan rasa kecewa. Sesaat kemudian ia kembali ke depan televise dengan membawa segelas kopi dan duduk menjauh dariku.

“Bang, Abang ini kenapa sih. Aku merasa ada yang berubah dalam diri Abang,” aku berusaha memberanikan diri bertanya.
“Aku baik-baik saja, aku lelah terlalu banyak yang harus aku kerjakan dan pikirkan. Kamu kenapa bertanya seperti itu?” Suamiku memberi penjelasan sambil balik bertanya.

“Tidak apa-apa, aku hanya merasa ada yang berubah dalam sikap Bang Burhan padaku,” jelasku.
“Sudahlah, tak usah dibahasa masalah itu. Kita sudah lama berkeluarga jangan kau bahasa hal-hal yang tak perlu,” jawabnya ketus sambil pergi dengan membawa membawa segelas kopi yang tadi Ia seduh sendiri.

Pagi hari aku sudah bangun, bersama pembantu rumahku aku mempersiapkan sarapan dan segala yang kami butuhkan untuk pagi itu. Aku lihat Bang Burhan masih tergolek di kamar belakang tak jauh dari computer. Rupanya Ia tidur di ruang kerjanya. Dan sampai aku berangkat kerja, Ia masih tertidur pulas. Aku sudah buatkan kopi dan sarapan di meja makan. Mungkin nanti Ia bangun langsung sarapan atau ngopi dulu.

Sore hari, aku pulang kantor. Sepenti biasa aku langsung menghampiri putri bungsuku. Aku menggendongnya dan memanjakannya. Aku tahu dia pasti merindukanku setelah seharian aku tinggalkan. Putri bungsuku itu diasuh oleh pembantu dan ibu mertuaku. Rumah kami dan mertua memang tidak terlalu jauh, hanya berjarak sekitar 500 meter saja. Maka ibu mertuaku kerap kali datang ke rumah untuk menengok cucunya.

Sampai tengah malam, Bang Burhan belum pulang. Aku tak berani menghubunginya, karena aku tahu jawabannya pasti akan marah atau Ia akan memberi seribu alasan untuk tidak pulang. Dan memang benar, sampai pagi menjelang ia tidak pulang. Hatiku mulai resah, aku merasa semakin tak menentu. Aku tidak tahu lagi bagaiman aku harus menghadapi suamiku. Jika aku terlalu protektif padanya, ia akan marah karena merasa dikekang. Tapi jika aku biarkan saja, Ia semakin tak menentu.

Yah, sehari dua hari Bang Burhan tidak pulang. Aku berusaha menghubunginya, Ia beralasan sedang di proyek bersama rekan kerjanya.

“Mama tenang saja, urusi saja pekerjaan rumah. Aku masih banyak kerjaan di proyek ini. Aku juga tidak sendirian, banyak orang yang punya istri dan anak-anak di sini tidak pulang,” jawbnya. Dan aku menerima jawaban itu.

Tapi ternyata, seminggu dua minggu Ia tidak juga pulang. Sejak itu telepon genggamnya juga tidak bisa dihubungi. Aku tak tahu ke mana harus mencari suamiku. Aku tak tahu diproyek mana ia sedang bekerja. Teman-temannya yang biasa aku hubungi juga tidak ada yang tahu di mana suamiku. Atau mungkin teman-temannya sengaja tidak memberi tahu aku karena mereka takut pada Bang Burhan.

Sejak suamiku menghilang, rumahku didera hal-hal mistik yang tak masuk akal. Malam itu, tiba-tiba saja anak keduaku menjerit-jerit di dapur. Ia melihat ada seorang nenek-nenek kumal sedang duduk di bangku belakang.
“Mama tolong, ada hantu!” Teriak anakku sambil berlari ke ruang televisi.

DI ruang televisi itu kami sedang berkumpul. Jam dinding menunjukkan pukul 9 malam. Masih belum larut. Aku dan anak pertamaku menganggap penglihatan Tio anak keduaku itu sebagai halusinasi. Ia tidak pernah merasa takut dengan hantu seperti malam itu.
“Ah kamu mana mungkin ada hantu di rumah ini dari tadi pun Abang bolak-balik ke dapur tak ada apa-apa.” Anak pertamaku memberi komentar pada adiknya.

Yah malam itu, adalah hari pertama adanya isu penampakan di rumahku. Tapi aku juga tidak menganggap itu sebagai hal yang serius. Mungkin Tio hanya berhalusinasi sebab ia juga suka nonton film horror. Tapi malam berikutnya, hal yang aneh tenjadi atas diriku sendiri. Sekelebatan aku melihat ada bayangan hitam kelua dari kamar mandi. Saat itu aku persis sedang berjalan menuju kamar mandi. Aku berniat untuk buang air kecil. Bulu kudukku tiba-tiba meremang melihat hal itu. Tapi aku berusaha memaksakan diri ke kamar mandi, aku tidak ingin menceritakan hal itu pada anak-anak atau siapapun. Aku tidak ingin mereka ketakutan di dalam rumah, pikirku.

Dua malam setelah pristiwa penampakan di kamar mandi itu, aku kembali didera hal mistik. Kali ini bukan sekedar penampakan semu. Malam itu aku tengah berbaring di ranjang sambil melamun memikirkan Bang Burhan.
Tiba-tiba dari atas Iangit-langt kamarku muncul sebentuk bayangan hitam yang menyerupai wujud seorang nenek-nenek. Mataku terbelalak melihat kejadian yang mengerikan itu.


Jelas aku melihat wujud itu datang dari langit-langit kamarku. Wajah itu seperti bisa menembus langit-langit kamar, Dengan wajah yang menyeringai menyeramkan ia terus memandangku tanpa berkatakata. Mulutku pun seperti terkunci untuk berteriak. Tubuhku tak bisa lagi aku gerakan. Aku hanya bisa terdiam berbaring sambil menyaksikan pemandangan yang mengerikan.

Aku tak menyaka kalau malam itu adalah malam pertama di mana aku terjebak di dunia mistik. Sejak malam itu, aku terus didera rasa takut oleh kehadiran makhluk halus d rumahku. Bukan hanya aku, anak pertamaku dan anak keduaku pun mengalami hal yang sama. Bahkan pembantuku juga berkali-kali melihat penampakan makhluk halus di rumah kami. Rasa takut dan tidak nyaman mulai menderaku dan semua orang yang ada di rumah kami.

Sudah sebulan Bang Burhan tidak pulang, aku tak tahu ke mana harus mencarinya. Aku pun tak bisa memberi jawaban ketika anak-anak bertanya. Aku hanya menjawab bapaknya sedang dalam proyek. Tapi mengapa bapak tidak bisa dihubungi. Itu pertanyaan yang tidak bisa aku jawab pada anak-anak dan keluargaku. Bahkan orang tua Bang Burhan pun tak tahu ke mana anaknya pergi. Ayah dan ibu Bang Burhan sudah mencoba menghubungi tapi tak pernah bisa tersambungkan.

Aku mulai khawatir dengan keselamatan Bang Burhan, demikian juga dengan anak-anak yang mengkhawatirkan ayahnya. Terlebih orang tua Bang Burhan yang setiap hari menanyakan keberadaan suamiku. Aku tak bisa menjawab pertanyaan mereka. Aku juga tidak bisa.merdekan kekhawaitran mereka. Betapa tidak, jauh di lubuk hatiku, aku juga khawatir dengan keberadaan Bang Burhan, suamiku. Tapi aku juga tak tahu ke mana harus mencarinya.

Malam itu sekitar pukul 11. Mataku belum juga bisa terpejam, entah mengapa ada resah di hatiku. Dadaku berdebar-debar tak menentu sejak lepas shalat isya tadi. Anak-anak, pembantu dan mertuaku kebetulan ada di rumah. Mereka semua sudah terlelap dalam tidurnya. Di sebelah kiri, aku melihat Si kecil mungil tertidur pulas. Sesekali dia mendengkur dan berbalik. Wajahnya yang polos membuatku tetap tersenyum senang meski hati ini sakit karena Bang Burhan.

MasterCeme Merupakan Agen Judi Poker Domino QQ CEME Capsa Susun Samgong Super10 Omaha Poker Online Indonesia Terbaik  dan Terpercaya

Tibat-tiba saja. Brakkkk.. Dari atap rumahku aku mendengar sesuatu yang jatuh menghantam genting. Aku berpikir ini pasti benda keras yang jatuh entah dari mana. Sesaat kemudian aku mendengar suara berdentum, masih dari atap rumahku. Dua suara yang berbeda itu membuatku terbangun dari pembaringan. Dari dalam kamarnya mertuaku juga keluar, aku berpikir Ia pun pasti mendengar suara yang sama.
“Ada apa Wati, itu seperti ada suara keras di atas genting rumah,” tutur mertuaku.

Aku yang sedari tadi sudah mendengar hal itu Iangsung keluar rumah tanpa memikirkan hal lainnya. Dilkuti mertuaku aku memperhatikan apa yang terjadi di atas genting rumahku. Tapi tak ada apapun di atas rumahku. Yang tenlihat hanya gelapnya malam. Kemudian aku memeriksa seisi rumah bersama mertuaku. Tapi juga tidak ada kerusakan yang sempat aku duga sebelumnya.

“Tidak ada apa-apa Mah. Mungkin besok pagi saja kita lihat. Sekarang sudah larut malam,” tuturku pada ‘mertuaku.
“Ya sudah besok saja kita suruh orang lihat ke atap rumah,” jawabnya.
Malam itu kami kembali ke kamar masing-masing. Meretuaku tidur bersama anak keduaku. Mertuaku kalau menginap di rumah memang sering kali tidur bersama anak keduáku. Ia begitu sayang padanya sampai apapun akan ia berikan untuk anakku itu.

Malam itu, aku baru bisa tertidur selepas pukul 2 pagi. Kepalaku serasa pusing dan mulutku terasa sakit. Tapi aku paksakan untuk tidur kanena aku memang harus istirahat.

Pagi harinya, aku merasa ada sesuatu yang aneh dalam diriku. Baru saja aku membuka mata dari tidurku. Aku merasa ada yang bergerak-gerak dalam perutku, entah mungkin aku masuk angin atau bagaimana aku tak tahu persis. Mulutnya juga terasa mual, seperti hendak muntah. Mataku juga berkunang-kunang, aku pasti sakit, pikirku.

Kisah Nyata Seorang Wanita Yang Guna-guna Selingkuhan Suaminya

Baru saja aku hendak bangkit dari pembaringan, tiba-tiba mulutku mual bukan kepalang dan aku muntah. Aku memuntahkan darah yang berlendir seperti agar dari mulutku. Berkali-kali aku muntah sampai aku tak tahu berapa kali aku memuntahkan darah dari mulutku. Yang aku ingat saat itu adalah teriakanku pada ibu dan anak-anakku. Aku sempat berteriak minta tolong dan akhirnya ibu mertuaku dan anak-anakku datang ke kamar. Aku masih ingat saat itu mereka terus membopongku ke tempat tidur dan kembali membaringkanku. Tapi aku kembali muntah di tempat tidur itu membuat alas kasurku yang putih ternoda merah.

Sejak itu, aku tak tahu lagi apa yang terjadi. Aku benar-benar tak sadarkan diri karena pingsan. Dan anehnya, setelah aku siuman dari pingsan pun aku tak tahu lagi apa yang terjadi. Aku tak bisa mengingat semua peristiwa yang terjadi sejak saat itu. Aku benar-benar lupa ingatan dan tak tahu lagi yang terjadi selanjutnya.

Tapi menurut orang-orang yang aku cintai, menurut anak-anaku, orang tuaku dan mertuaku. Sejak saat itu perilaku aku berubah aneh. Aku seperti orang gila, seperti orang sakit dan seperti orang kesurupan. Aku berubah menjadi orang yang aneh dengan perilaku yang tak masuk akal.

Pagi hari setelah aku muntah-muntah darah itu, aku dibawa ke dokter dan dokter memberiku beberapa jenis obat. Menurut dokter, aku kena maag kronis hingga aku muntah dan ada luka di perutku. Tapi mengapa aku tak bisa mengingat semua peristiwa yang terjadi setelah aku muntah darah itu. Aku menjadi orang gila, ya menjadi orang gila setelah aku muntah darah itu.

Akhirnya orang tuaku dan mertuaku berinisiatif membawaku ke orang pintar, seorang Kyai tak jauh dan rumah kami. Tapi juga tak ada perubahan setelah aku berobat beberapa kali ke rumah Kyai itu. Kyai itu hanya bisa mengatakan kalau aku terkena santet.Ia tak bisa menyembuhkan penyakit itu, menurutnya itu hanya bisa disembuhkan oleh suamiku sendiri.

Tentu saja semua orang yang mendengar hal itu merasa aneh. Mengapa suamiku yang bisa menyembuhkan penyakitku ini. Apakah suamiku yang melakukan santet itu. Namun apakah benar ini adalah santet, juga tak ada yang bisa memastikannya. Yang pasti aku hilang ingatan Iebih dari 6 bulan sejak aku muntah darah itu.
Dalam rentan waktu 6 bulan itu, berbagai pengobatan alternative sudah dilakukan oleh keluargaku dan mertuaku.

 Berbagai ustazd, Kyai dan paranormal sudah di datangkan untuk kesembuhan aku. Tapi aku tetap saja sakit, aku tidak bisa mengontrol diriku. Aku benar-benar sudah menjadi orang stress, orang gila yang tak tahu lagi dengan diriku sendiri. Untuk mandi, makan dan berpakaian saja aku harus dibantu oleh orang lain. Beruntung aku punya orang tua dan mertua yang baik. Merekalah yang merawatku selama aku sakit itu.
Sementara itu Bang Burhan belum juga diketahui keberadaannya. Segala cara sudah dilakukan untuk mencari tahu di mana suamiku berada. Mertuaku, ayahnya Bang Burhan, punya keyakinan jika Bang Burhan pulang, maka aku akan sembuh dari penyakitku.

Maka ayah mertuakulah yang paling getol setiap hari mencari informasi tentang Bang Burhan. Ia bahkan pernah pergi ke Jakarta karena saat itu Ia mendengar Bang Burhan ada di sana. Tapi hasilnya nihil. Bang Burhan tidak ditemukan, meski ayah mertuaku berada 1 minggu di Jakarta untuk mencarinya.

Bulan ke 6 aku sakit, ibu mertuaku berinisitaif untuk mengumpulkan anak yatim sejumlah 41 orang di rumahku dan mengadakan pengajian. Itu berdasarkan saran dari seorang kyai dari Medan. Menurut Kyai itu, penyakitku baru akan sembuh jika suamiku pulang. Artinya obat dan penyakitku itu ada pada suamiku. Semua keluargaku sebenarnya tidak mengerti apa maksud dari perkataan Kyai itu. Tapi mereka tetap mengumpulkan anak-anak yatim untuk mengadakan doa bersama.

MasterCeme Merupakan Agen Judi Poker Domino QQ CEME Capsa Susun Samgong Super10 Omaha Poker Online Indonesia Terbaik  dan Terpercaya

Hanya berjarak satu minggu setelah doa bersama 41 anak yatim itu digelar, suamiku benar-benar pulang. Ia kembali dengan isak tangis dan penyesalan yang mendalam. Suamiku menangis dihadapan ibunya, ayahnya dan semua keluargaku. Saat itu aku tidak mengetahuinya, aku hanya mendengar cerita dari keluargaku. Di hadapan keluargaku, suamiku menjelaskan semuanya. Semua yang terjadi selama Ia menghilang.

Aku tidak ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dengan suamiku. Karena ini menyangkut aib keluarga. Kami juga mengenal wanita itu dengan baik, karena ia juga sudah dianggap sebagai saudara kami. Yang pasti, aku telah disantet oleh seorang wanita yang selama ini menjadi selingkuhan suamiku, Wanita itu berniat melenyapkanku untuk selamanya dan merebut suamiku dan seluruh harta kekayaan yang dimiliki suamiku.

Yah, kami memang termasuk orang berada di lingkungan kami. Mertuaku dan orang tuaku adalah onang-orang terpandang di Iingkunganku bahkan hingga ke kota. Kami punya banyak usaha dan suamiku mewarisi banyak harta kekayaan mertuaku. ltulah yang membuat wanita selingkuhan suamiku itu lupa diri. Suamiku sendiri saat itu tahu, kalau wanita itu hendak menyantet aku. Tapi ia tak berdaya, seperti kerbau yang dicucuk hidungnya.

Beruntung aku bisa lolos dari serangan santet itu. Mestinya, tak lama setelah aku muntah-muntah dan kala itu aku sudah harus menghembuskan nafas terakhirku. Tapi karena aku juga punya tameng diri dari kejahatan gaib, aku masih bisa lolos dari penyakit aneh itu. Meski aku kemudian kehilangan ingatanku, aku juga masih bisa sembuh berkat bantuan dan doa orang-orang yang mencintaiku.sumber:misteri

 Daftar Sekarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Follow Us @soratemplates