Kisah HOROR - Gunung Prau menjadi salah gunung terfavorit di Jawa Tengah. Tak hanya punya pemandangan yang cantik, trek Gunung Prau juga tak terlalu sulit untuk dilalui pemula. Hanya dengan mendaki tak lebih dari 3 jam, Kamu sudah bisa mendapatkan view yang luar biasa indah. deretan gunung tampak berjejer megah, mulai dari Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, dan Gunung Lawu.
Puncak Gunung Prau juga menarik dengan gundukan bukit-bukit menyerupai rumah telletubies. Nggak heran kalau puncak Gunung Prau sering juga disebut dengan Bukit Teletubies. Meski terkenal dengan keindahannya, ternyata Gunung Prau juga menyimpan berbagai mitos dan misteri.
Mungkin Kamu bertanya-tanya, kenapa gunung yang berada di wilayah dataran tinggi Dieng ini diberi nama Gunung Prau. Apakah karena bentuknya yang menyerupai perahu atau ada alasan lainnya?
Menurut banyak cerita yang beredar, gunung ini dinamakan Gunung Prau karena jika dilihat dari atas maka bentuknya memang mirip dengan prau. Sedangkan lembah-lembah di sekelilingnya mirip dengan bentuk ombak.
Asal-usul nama Gunung Prau juga tak lepas dari mitos yang mengatakan bahwa di dalam gunung ini terdapat sumber air yang begitu melimpah ruah. Maka banyak yang meyakini hal ini, karena seperti yang Kamu tahu bahwa di kawasan dataran tinggi Dieng terdapat begitu banyak telaga dan sumber mata air.
Mitos lain mengatakan bahwa nama lain dari Gunung Prau adalah Gunung Mayit. Dalam bahasa Indonesia mayit berarti mayat. Konon ini karena bentuk Gunung Prau yang jika dilihat dari jauh menyerupai pocong yang sedang dalam posisi tidur atau rebahan. Tak ada yang tahu tentang kebenaran mitos dan cerita tersebut.
Saat mendaki Gunung Prau lewat jalur Dieng Kulon, diawal pendakian sampai ke area tower Kamu akan ditemani dengan indahnya vegetasi pepohonan yang masih lebat dan asri. Setelah melewati tower Kamu hanya akan menemukan beberapa tanaman tinggi dan lainnya merupakan vegetasi rumput dan bunga Daisy.
Di salah satu bagian padang bunga Daisy ini Kamu akan menemukan beberapa pohon yang tumbuh dalam satu area. terdapat sekitar 4-5 pohon yang tumbuh saling berdekatan dan seperti membentuk kotak atau biasa disebut oyot rimpang. Tak banyak pendaki yang tahu bahwa konon di antara pepohonan inilah “pintu ghaib” Gunung Prau berada.
Menurut cerita rakyat yang beredar, barang siapapun yang mendaki ke Gunung Prau dan masuk ke dalam area kotak pepohonan ini, maka Kamu akan masuk dalam dimensi yang berbeda. Kamu akan selalu berjalan berputar di tempat tersebut dan tak akan pernah bisa keluar. Ada juga yang mengatakan jika sampai masuk ke dalam area tersebut maka bisa saja nyawanya tak akan bisa diselamatkan.
Meski menyeramkan namun kebenaran mitos ini juga belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Sebagai pendaki yang beretika tentunya Kamu juga harus menghormati keyakinan yang dipercaya warga lokal, dan tetap menjaga sikap agar tidak melanggar hal-hal yang dilarang.
Konon nama Dieng berasal dari bahasa Kawi “di” yang bermakna tempat atau gunung dan “Hyang” yang berarti Dewa. Jadi bisa dikatakan bahwa Dieng bermakna tempat atau pegunungan bersemayamnya para Dewa. Nama Dieng konon juga bisa berasal dari bahasa Sunda “di Hyang”, ini karena di masa Pra-Medang sekitar abad ke-7 daerah ini dikuasai oleh Kerajaan Galuh.
Berdasarkan cerita dari warga lokal, sampai saat ini para Dewa dan juga penunggu Dieng juga masih bersemayam di pegunungan-pegunungan yang mengelilinginya termasuk Gunung Prau. Biasanya para penunggu di Dataran Tinggi Dieng ini akan turun dan berkumpul di Candi Arjuno yang menjadi pusat kehidupan mereka. Hal ini akan terjadi ketika ada ritual pemanggilan, salah satunya adalah saat ritual Potong Rambut Gimbal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.