Krishna ini pun menceritakan bahwa ketika kejadian gempa tersebut ia sedang berkemah di Rinjani, saat kejadian tersebut ia langsung bergegas memasukan barang-barang yang hanya ia lihat saking ia terburu-burunya dan langsung naik ke atas dan di atas pun teman-temannya sudah merasa sangat panic. Ketika di atas gunung ia melihat danau yang surut dan juga beberapa bagian jalur mulai longsor.
anaknya pula mengalami panas demam dan pusing karena melihat kejadian diluar sana dimana bangunan-bangunan disekitarnya runtuh dengan sekejap, ia menuturkan ingin menyerah namun melihat anaknya ia berusaha bertahan dalam keadaan tersebut sampai ia bisa menuju ke tempat evakuasi korban gempa.
Setelah kejadian gempa yang terjadi di Gunung Rinjani dan keadaan masih belum stabil membuat para petugas terhambat untuk mengevakuasi para pendaki yang menjadi korban gempa Lombok yang berkekuatan 6,4 skala Richter pada minggu 29 Juli 2018.
Laporan dari salah satu pemandu wisata pendakian gunung mengatakan bahwa usaha evakuasi yang dilakukan harus diberhentikan karena kondisi trek banyak yang longsor, mereka tidak berani untuk turun menuju TKP (tempat kejadian), tetapi mereka stanby di Pelawangan Sembalun.
Pada 30 Juli 2018 di daerah tersebut terlihat beberapa tebing yang mengalami longsor juga batu-batu yang berjatuhan juga pasir dan barang-barang yang ditinggal pergi oleh para pendaki. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat juga menyebutkan bahwa jalur pendakian tertutup material longsor. Kemudian evakuasi berlanjut untuk menyelamatkan para pendaki yang menjadi korban gempa yang bukan hanya berkewarganegaraan Indonesia juga berasal dari beberapa Negara seperti Malaysia,
Thailand, Jerman juga Inggris yang dilaporkan dalam keadaan baik meski sebelumnya sempat mengalami kekurangan makanan dan minum yang sekarang di evakuasi ke desa Sembalun.
Sejumlah pendaki Gunung Rinjani juga masih berada dikawah, dan di evakuasi dengan bantuan helicopter, juga dilaporkan bahwa terdapat belasan orang yang dikabarkan meninggal dunia akibat bencana alam ini, evakuasipun tidak hanya dilakukan oleh tim penyelamat pendakian juga terdapat tim gabungan dari TNI, Polri, SAR, petugas taman nasional dan para relawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.